Senin, 22 Oktober 2012

Boken(Pedang kayu Jepang)



Bokken pedang kayu jepang ini adalah sejenis senjata yang terlihat seperti mainan. senjata ini multi fungsi selain sebagai alat untuk berlatih samurai bokken juga bisa di manfaatkan untuk menyerang musuh yang kurang tangguh dan sifat nya tidak melukai atau merobek kulit.
Boken terbuat dari berbagai macam kayu contohnya  dari kayu meranti, kayu merbau, kayu sonokeling, kayu ulin.
1.KAYU MERANTI,
karakter kayu ini berwarna cerah, kayu ini tergolong kayu keras berbobot ringan.

2. KAYU MERBAU,
karakter kayu ini berwarna sedikit gelap, kayu ini tergolong kayu keras yang berbobot ringan sampai berat-sedang.

3. KAYU SONOKELING,
karakter kayu ini berwarna sedang dan memiliki pola-pola yang indah, ungu bercoret-coret hitam, atau hitam keunguan berbelang dengan coklat kemerahan. Kayu ini tergolong kayu keras dengan bobot sedang hingga berat.

4. KAYU ULIN,
karakter kayu ini berwarna gelap dan juga memiliki corak yang indah, kayu ini sangat kokoh, kayu ini tergolong kayu keras dan berbobot berat. Kualitas kayu ini sangatlah baik untuk bokken.
Mengutip dari:

Kampung domba terpadu



Di desa yang bernama desa cinyurup, Kelurahan Juhut, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Terdapat sebuah desa yang sering disebut kampung domba. Disana tempatnya strategis untuk berternak domba, bertani, dan berkebun karena di dukung dengan wilayah bertopografi miring/lereng, dengan curah hujan sekitar 2000 mm/tahun, dengan iklim tipe B1 (klasifikasi Oldeman). Di desa cinyurup terkenal karena terdapat sebuah desa yang mayoritas penduduknya berternak domba,selain itu terkenal juga memproduksi sayuran organik, dan tanaman perkebunan, contohnya sayuran organic misalnya caisin, wortel,tomat dll, untuk perkebunan misalnya seperti jagung, kacang tanah, buncis, ubijalar, ubi kayu, dlll. Mereka mengunaka pupuk organic yang terbuat dari kotoran domba-domba yg mereka pelihara. Selain di jadikan pupuk juga, kotoran domba tersebut dapat di jadikan sebagai biogas untuk memasak sehari hari.

Saya dan adik saya pergi ke desa tersebut dengan menggunakan kendaraan roda dua, di perjalanan ke desa tersebut harus melewati jalan yang cukup sulit karena jalan menuju ke desa itu sangat menanjak dan terjal. Ketika itu cuacanya sedang tidak mendukung karena turun hujan dan jalananpun jadi licin karna tergenag tanah. Kami melanjutkan perjalanan itu karena saya ingin tahu kaya gimana kampung domba tersebut.sebelom sampe ketempat tersebut saya melihat lihat dan melewati  berbagai perkebunan warga, dri kebun cengkeh, melinjo,dan lain-lain. Setelah sampai d kampong tersebut ternyata bener warga di kampong tersebut banyak yg memelihara domba domba.  Saya dan adik sayapun singah di salah satu tempat perternakan domba yaitu perternakan bernama kelompok tani karya mandiri, di sana bayak kandang sekali kandang domba yang kuwalitas domba unggul. Setelah asik melihat-lihat dan berfoto-foto. Kamipun segera pulang karena hari sudah sore dan mendung.